Harianmomentum--Saat ini ada 88 ribu kepala keluarga di Kabupaten Lampung
Selatan (Lamsel) belum memiliki sarana sanitasi yang layak. Kondisi itu menjadi
salah satu indikator rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi
layak untuk menunjang pola hidup sehat dalam keluarga.
Fakta tersebut
terungkap dalam diskusi bertajuk Peran Private Sectot Actor untuk Universal
Access 100 % tahun 2019 terhadap sanitasi Layak di Kabupaten Lampung Selatan,
Senin (22/5).
Diskusi yang
diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Lampung Selatan bekerja sama dengan LSM Mitra Bentala itu berlangsung di aula
kantor Bappeda setempat.
"Kami adakan
diskusi ini untuk mencari jalan keluar permasalahan sanitasi pada
masyarakat Kabupaten Lampung Selatan. Kami juga selalu mengimbau masyarakat
agar jangan buang air sembarangan, selain mencemari lingkungan juga
berdampak buruk bagi kesehatan," kata Kepala Bappeda Lamsel Priyanto
Putro.
Direktur Mitra Bentala
Lampung, Mashaby mengatakan salah satu indikator penduduk miskin adalah
tidak memiliki sarana sanitasi yang layak.
“Saat ini di Lamsel
masih banyak masyarakat yang belum sadar pentingnya sanitasi yang sehat. Dari
248 desa di Lamsel, hanya ada 22 desa yang telah mendeklarasikan open
defecation free atau stop buang air besar sembarangan. Sementara
sisanya masih memiliki sanitasi yang buruk atau tidak sehat,“ ungkapnya.
Menurut dia, masalah
sanitasi memang terdengar sepele, tapi sebenarnya sangat vital. Sarana sanitasi
yang buruk bisa menyebabkan seseorang terkena bakteri E-Coli yang sangat
membahayakan.
“Bayangkan bakteri
E-Coli ini dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh yang berfungsi untuk
mengeluarkan racun, seperti ginjal. Pada anak-anak, E coli dapat menyebabkan
penyakit yang lebih parah, karena anak-anak mempunyai pertahanan diri yang
lebih rendah dari pada orang dewasa," terangnya.
Dia berharap, kedepa
Pemkab Lamsel dapat lebih serius menangani permasalahan sarana sanitasi
layak untuk masyarakat. (Bob)
Editor: Harian Momentum