Sering Dianggap Remeh, Diare pada Anak Penyebab Kematian Utama di Indonesia!

img
ilustrasi.

MOMENTUM, Bandarlampung--Diare merupakan penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek/cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Diare masih menjadi masalah kesehatan pada negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian serta kesakitan pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. 

Meski cenderung mudah disembuhkan, penyakit diare pada anak ternyata masih menjadi tantangan pembangunan kesehatan di Indonesia. Direktur Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan (Kemkes), dr Wiendra Waworuntu, mengatakan diare masih menjadi penyebab kematian nomor satu pada bayi dan balita berdasarkan Riskesdas 2007. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi terbanyak yaitu 42 persen dibandingkan pnemonia 24 persen, untuk golongan usia 1 – 4 tahun penyebab kematian karena diare 25 persen dibandingkan pnemonia , dan juga Kementerian Kesehatan mencatat setidaknya dua juta anak meninggal setiap tahunnya dikarenakan diare. Walaupun sempat terjadi penurunan pada 2013, estimasi kematian akibat diare masih menempati ancaman bagi anak.

Maka dari itu, penyakit ini sangat memerlukan perhatian. Sebelum penyakit tersebut menyerang anak anda, lakukanlah upaya pencegahan yang sederhana seperti menyiapkan makanan memadai, sehat, bergizi, dan bersih, penyediaan air minum yang bersih, kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan dan sebelum merawat anak/bayi, pemberian ASI eksklusif, buang air besar pada tempatnya (WC, toilet), tempat buang sampah yang memadai (tertutup dan dibuang tiap hari), berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan, dan lingkungan hidup yang sehat

Hal yang perlu anda perhatikan selanjutnya adalah mengenali gejala-gejala yang akan timbul akibat penyakit diare. Karena mencret dan muntah yang terus-menerus, pada awalnya anak akan merasa haus karena mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala sebagai berikut:

- Anak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat.

- Mata tampak cekung, pada bayi ubun-ubun cekung, bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis.

- Turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut,

- Nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin,

- Kencing berkurang.

Namun,  apabila anak atau balita menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum minimal sebanyak 10 mililiter per kilogram berat badan anak. Hal itu dilakukan setiap kali anak mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama feses dapat diganti untuk mencegah dehidrasi yang bisa berujung pada kematian.

Diare pada anak dapat menyebabkan kematian dan kurang gizi. Kematian dapat dihindarkan dengan mencegah dan mengatasi dehidrasi melalui pemberian oralit. Gizi kurang dapat dicegah dengan pemberian makanan yang memadai selama berlangsungnya diare. Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak yang mengalami diare. Pecegahan dan pengobatan diare harus dimulai di rumah.(**)

Oleh : Tasa Qeida Putri. Penulis adalah mahasiswa Universitas Sriwijaya (FKM / Ilmu Kesehatan Masyarakat)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos