Covid-19 Melanda, Akademisi Politik: Ini Momentum Sosialisasi Bacalonkada

img
Akademisi Politik asal Unila, Toni Wijaya. Foto: ist

MOMENTUM, Bandarlampung--Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) banyak mengubah aktifitas dunia. Termasuk juga aktifitas perpolitikan di Indonesia. Tak terkecuali Lampung. Sebab, merebaknya Covid-19 bertepatan dengan tahun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.

Walau kini pemerintah pusat telah menyepakati adanya penundaan tahapan Pilkada 2020, bukan berarti menghentikan langkah para bakal calon kepala daerah (Bacalonkada) untuk terus mensosialisasikan dirinya di tengah-tengah masyarakat.

Sebagian dari para bacalonkada malah memanfaatkan momentum itu untuk dapat lebih dekat dengan masyarakat. Buktinya, banyak bacalonkada yang terus saja bergerak di tengah-tengah mewabahnya Covid-19.

Pergerakan itu bermacam-macam. Seperti halnya pergerakan yang dilakukan para Bacalonkada Bandarlampung.

Ada yang membagi-bagikan masker, seperti yang dilakukan bakal calon Walikota Firmansyah Alfian dan sang wakil Bustomi Rosadi.

Ada juga yang membagikan sembako, seperti yang dilakukan bakal calon Walikota Rycko Menoza kepada para warga di Telukbetung Timur (TbT) yang kebetulan juga sedang tertimba musibah banjir.

Sementara bakal calon Walikota M Yusuf Kohar beberapa kali melakukan penyemprotan disinfektan di pemikiman warga.

Selanjutnya bakal calon Walikota Ike Edwin yang melaksanakan kegiatan sosial kesehatan. Mulai dari senam bersama hingga pemeriksaan kesehatan gratis. Bahkan sang wakil yang berprofesi sebagai dokter, Zam Zanariah khusus menyiapkan posko kesehatan bagi warga kota setempat.

Lalu bakal calon Walikota Eva Dwiana yang sempat membagi-bagikan jamu (empon-empon) kepada warga kota setempat.

Semua langkah itu dilakukan dalam rangka menanggulangi efek penyebaran covid-19.

Menurut akademisi politik asal Universitas Lampung (Unila) Toni Wijaya, hal itu sah-sah saja.

“Jika bicara soal perpolitikan, hal yang sangat wajar bahwa isu yang berkembang dan kondisi ditengah-tengah masyarkat itu merupakan kendaraan yang paling mudah untuk dimanfaatkan,” kata Toni kepada harianmomentum.com, Minggu (5-4-2020).

Apalagi, sambung dia, kerja-kerja politik itu fasenya panjang. Sehingga tidak selalu indentik dengan pemilihan umum saja.

“Kerja politik tidak harus berupa target yang bisa ditentukan bulan depan atau tahun depan,” ujarnya.

Maka semua pergerakan bacalonkada dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19 merupakan hal yang wajar. Walau pun mungkin ada maksud tersirat di dalamnya.

“Sebagai usaha untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas di tengah masyarakat pun itu tidak ada maslaah. Sepanjang tidak melewati aturan KPU, bahwa sekarang belum masanya kampanye. Karena secara resmi tahapan KPU belum dimulai,” paparnya.

Toni sepakat dengan ditundanya tahapan Pilkada 2020 demi menanggulangi Covid-19. Dia pun mengapresiasi semua pihak, termasuk para Bacalonkada yang turut berpartisipasi aktif dalam penanggulangan wabah yang mulai merebak sejak 2019 itu.

“Ini menjadi momentum untuk menjaga kontinuitas kehadiran Bacalonkada ditengah-tengah masyarakat. Sebab isu ini (covid-19) kan hanya variabel saja. Dia hampir sama dengan isu lainnya seperti jalan-jelan ke masjid kubah emas, isu bagi-bagi sembako, pengajian dan sebagainya,” bebernya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam ilmu psikologis dasar, memori masyarakat itu tergantuang siapa yang sering dilihatnya.

“Kalau sebulan saja tidak nonogol, maka ingatan masyarakat (terhadap Bacalonkada) mulai memudar. Maka itulah mereka (Bacalonkada) banyak sibuk memasang poster dan sebagainya. Tujuannya untuk meningkatkan memori masyakat,” jelasnya.(**)

Laporan/Editor: Agung Chandra Widi






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos