MOMENTUM, Bandarlampung--Sekertaris Dewan Pimpinan Daerah
(DPD) I Golkar Provinsi Lampung Ismet Roni menyatakan bahwa peta politik
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di delapan kabupaten/kota se-provinsi
setempat telah rampung.
Ismet menuturkan, pada Minggu (12-7-2020), Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) Partai Golkar telah menyerahkan surat keputusan (rekomendasi, red) terhadap
dua pasangan bakal calon kepala daerah (bacalonkada).
Pertama untuk pasangan bacalonkada Kabupaten Lampung Selatan
(Lamsel), diserahkan kepada Tony Eka Candra dan Antoni Imam (kader PKS).
Ketutusan tertuang dalam surat: SKEP.81/DPP/GOLKAR/VII/2020
tentang pengesahan pasangan calon (paslon) Bupati dan calon Wakil bupati Kabupaten
Lamsel. Surat ditandatangani Ketua Umum (Ketum) Airlangga Hartarto dan Sekretaris
Jendral (Sekjen) Lodewijk F. Paulus.
“Artinya Golkar telah menerbitkan keputusan berkoalisi dengan
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilkada Lamsel,” kata Ismet saat
diwawancarai di Kantor DPD I Golkar Provinsi Lampung, Selasa (14-7).
Selanjutnya untuk Waykanan, DPP Golkar menyerahkan
rekomendasinya kepada paslon Raden Adipati Surya dan Edward Antoni.
Rekomendasi tertuang dalam surat bernomor:
Skep.80/DPP/Golkar/VII/2020 tentang pengesahan paslon calon Bupati dan calon
Wakil Bupati Kabupaten Waykanan yang juga ditandatangani Ketum dan Sekjen DPP
Golkar.
“Untuk Waykanan sebelumnya kita usulkan dua pasangan: Adipati-Edward
dan Juprius-Rina. Namun untuk usrusan rekomendasi memang wewenang penuh DPP,”
tuturnya.
Ismet melanjutkan, ada beberapa pertimbangan DPP dalam
memberikan rekomendasinya, diantaranya hasil survei dan komitmen politik kedepannya.
“Sementara baru dua surat penetapan yang dikelurkan DPP pada
gelombang pertama ini. Untuk kabupaten lainnya masih proses,” jelas Ismet.
Meski pun baru dua paslon yang menerima rekomendasi dari DPP
Golkar, namun Ismet menyatakan bahwa usulan nama bacalonkada di enam wilayah
lainnya pun telah rampung.
“DPD I telah mengusulkan nama-nama bacalonkada kepada DPP. Tahap
berikutnya kita tunggu undangan DPP. Sebab proses penetapan dibagi dalam beberapa
tahap. Tapi yang jelas tidak ada persoalan, semuanya sudah beres,” jelas
legislator Lampung itu.
Untuk enam kabupaten lainnya, seperti Pesisir Barat, Golkar
hanya mengajukan satu nama untuk maju PIlkada 2020, yaitu Kherlani. Kherlani
diusulkan berpasangan dengan Herlina (kader PKB). “Pesibar Insyaallah dengan Bu
Erlina,” ujarnya.
Sedangkan untuk Pesawaran, Golkar tidak mengusung kader.
Sebab Golkar Lampung mengusulkan agar rekomendasi diserahkan kepada pasangan Dendi
Ramadhona (kader Demokrat) dan Marzuki (kader PDIP).
“Soal Pilkada tidak mesti mendukung kader. Sebab kita dalam berkomitmen
bisa dalam bentuk pembangunan,” jelasnya.
Kemudian untuk Pilkada Lampung Timur diajukan pasangan Dawam
Raharjo-Azwar Hadi.
“Di Lampung Timur dengan PKB sudah ok. Beliau (Dawam) kader
PKB yang diinginkan maju di Pilkada 2020, dan wakilnya (Azwar) adalah kader
Golkar,” terangnya.
Begitu pun di Lampung Tengah (Lamteng). Menurut Ismet untuk Lamteng
rekomendasi diusulkan jatuh kepada kader internal, pasangan Musa Ahmad-Ardito
Wijaya.
Untuk Kota Bandarlampung Golkar mantap mengusulkan Rycko
Menoza. Ismet memastikan rekomendasi untuk kota setempat jatuh kepada putera
sulung mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP itu.
“Beliau (Rycko) kader internal Golkar. Jam terbangnya pun
tidak diragukan. Artinya memang sudah pengalaman memimpin daerah,” jelasnya.
Terakhir untuk Kota Metro, Golkar mengusulkan dua nama
penerima rekomendasi: Andi Surya dan Ampian Bustami.
“Untuk wakilnya yang kami usulkan hanya satu nama, Rudy
Santoso. Kalau wakil kemungkinan tidak bergeser, siapa pun nanti calon
walikotanya, akan berpasangan dengan saudara Rudy,” ucapnya.
Untuk dua wilayah yang telah ditetapkan: Waykanan dan
Lampung Selatan, Ismet memastikan tidak akan ada pergeseran.
“Kalau ada keputusan lain akan diambil tindakan tegas oleh
DPP. Jadi kader tidak boleh main-main soal keputusan yang telah ditetapkan
seperti ini,” tegasnya.
Namun untuk enam kabupaten lainnya, menurut Ismet masih ada
kemungkinan berubah. Sebab politik itu dinamis.
“Kami di DPD I sebatas pengusulan. Pengusulan ini tidak bisa
ditambah, atau dikurangi lagi. Tapi kalau DPP berkehandak lain kami pun harus
siap menerimanya. Sebab keputusan mutlak di DPP,” jelasnya.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum